PERDANA Panen Bawang Merah, Parlindungan Purba: Kita Jadikan Simalungun Pusat Holtikultura

Ket foto: DPP Korps Senior Himapsi panen perdana bawang merah bersama kelompok tani di Desa Simbolon Tengkoh, Kecamatan Panombean Panei, Kabupaten Simalungun/doc

Salingnews.com – SIMALUNGUN | Dewan Pengurus Pusat Korps Senior Himapsi (DPP KS Himapsi) menggelar panen perdana bawang merah bersama kelompok tani di Desa Simbolon Tengkoh, Kecamatan Panombean Panei, Kabupaten Simalungun, Sabtu (10/12) pagi.

Panen perdana itu dihadiri Ketua Umum Korps Senior Himapsi Parlindungan Purba, Sekjen Sarmuliadin Sinaga, Sekretaris Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Jiben Purba, Direktur P3M Dameanto Purba, Ketua Pokja Jinsono Purba, Sekretaris Purba Jonli Simarmata, perwakilan Dinas Pertanian, Pemerintah Nagori Simbolon Tengkoh, Perusda Agromadear dan sejumlah perwakilan kelompok tani.

Pada kesempatan itu, Parlindungan Purba mengucap syukur atas keberhasilan penanaman dan panen bawang merah perdana di Simbolon Tengkoh.

“Ada yang bilang sama saya, tanah di sini tidak cocok bawang merah. Ternyata hal itu terbantahkan dengan ilmu pengetahuan tentang pertanian. Buktinya, bawang merah di sini bisa tumbuh subur dan hasil maksimal. Ini sangat luar biasa,” kata Parlindungan, disambut tepuk tangan seluruh yang hadir.

Menurutnya, budidaya bawang merah itu merupakan langkah awal yang harus dikembangkan secara berkelanjutan. Sebagaimana pesan Gubsu Edy Rahmayadi dan Bupati Simalungun, kita akan jadikan Simalungun menjadi pusat holtikultura.

“Tolong dibuatkan laporan budidaya bawang merah ini, biar saya sampaikan langsung ke Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian agar daerah ini dijadikan salah satu sentra holtikultura,” imbuhnya.

Seusai menggelar panen perdana, kemudian dilanjutkan diskusi singkat. Salah seorang petani, Jon Muller Purba mengucapkan terimakasih kepada Korps Senior Himapsi atas kepedulian dan ilmu pertanian yang diberikan kepada petani.

“Dari penjelasan Ketua Pokja Jinsono Purba, per pokok 4 buah saja sudah beruntung. Tapi tadi kita saksikan ada satu pokok sampai 20 buah. Berarti untungnya bisa berkali lipat. Ini luar biasa. Jangan lelah, jangan bosan memberikan bimbingan kepada kami,” ucap Jon Muller.

Sementara Sekjen Korps Senior Himapsi, Sarmuliadin Sinaga menyampaikan bahwa bertani bawang merah dibutuhkan keuletan. Perawatannya bagaikan merawat seorang anak bayi.

“Waktu panen hanya 75 hari. Sangat cepat, dan rumit. Tapi kalau berhasil, bisa cepat kaya, untung besar. Tapi bisa juga bangkrut. Makanya dibutuhkan keuletan dalam merawat tanaman. Marilah kita mulai,” tandasnya.

Parlindungan Purba kembali mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan budidaya bawang merah itu karena sudah dimulai tanpa bantuan pemerintah.

“Tapi kalau nanti sudah jadi Sentra Holtikultura, tolong jangan coba-coba korupsi dibidang pertanian. Makanya pertanian kita tidak berkembang karena selama ini ada yang bermain-main di pertanian ini. Kalau ada korupsi, yakinlah, tidak akan pernah bisa berhasil pertanian kita,” pungkas mantan legislator DPD-RI tiga periode itu.

Petani yang mendapat pendampingan KS Himapsi, Boru Purba mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya kepada KS Himapsi.

“Saya hanya menyiapkan modal dan melaksanakan. Semua ilmu tentang bawang merah ini, saya dipandu langsung oleh ahlinya botou Jinsono. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan ilmu tentang penanaman bawang merah ini,” ungkapnya.

Selama 75 hari merawat bawang merah, dia telah mendapatkan pengalaman dalam mengatasi setiap kondisi tanaman. Baik bagaimana mencegah serangan hama, dan pengaruh iklim, sudah dapat dipahami dengan baik.

“Saya terus dipandu dari KS Himapsi. Hampir setiap hari kami telfon beliau (Jinsono). Terimakasih atas bimbingan Korps Senior Himapsi. Semoga ekonomi masyarakat Tengkoh bisa semakin berkembang,” pungkasnya. (Jos/red)

Mungkin Anda Menyukai