Komitmen Iklim Apa Yang Akan Dibawa Jokowi Pada KTT Kali Ini?

Salingnews.com – Internasional | Beberapa hari ke depan menuju agenda konferensi iklim global di Glasgow, Inggris, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dipastikan hadir mewakili Indonesia dalam penyampaian perkembangan komitmen dan aksi iklim bagi penanganan #krisisiklim yang kian mengancam dunia.

images (8)Ket. Foto: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo/PikiranRakyat

Meski Indonesia mendapat penilaian yang sangat tidak memadai, justru belum mengubah target penurunan emisi yang sesuai dengan skema pembatasan 1,5°C dalam komitmen iklimnya.

Mengutip dari laman akun media sosial Facebook Greenpeace Indonesia menyebut pemerintah masih saja melanggengkan penggunaan energi fosil dengan alih-alih berfokus pada transisi energi dalam menekan emisi sesegera mungkin. Hasilnya, tingkat bencana semakin intens dan merugikan jutaan masyarakat yang kian terdampak.

Oleh Greenpeace Indonesia mempertanyakan komitmen apa yang akan dibawa Presiden Jokowi pada agenda KTT krisis iklim COP26 pada 1-2 November mendatang.

Pada Juli 2021 lalu, Indonesia telah memantapkan komitmen iklimnya (NDC) menuju target penurunan emisi sebanyak 29% sampai dengan 41% di bawah skema seperti biasanya (business as usual).

Berdasarkan penilaian Climate Action Tracker (CAT), target Indonesia pada 2030 mencerminkan upaya yang minim bahkan nihil dalam konsistensinya mencapai kenaikan suhu 1,5°C sesuai Perjanjian Paris.

Jika semua negara mengikuti skema pendekatan Indonesia, maka peningkatan suhu bumi akan melebihi 4°C.

“Program pemulihan nasional pemerintah tidak mendukung opsi rendah karbon. Alih-alih, Indonesia justru menjamin utilitas listrik berbobot batubara. CAT terus menilai Indonesia sangat tidak memadai,” sebut Kemal Jufri/Greenpeace, Senin (18/10/2021).

Seperti analisis yang disampaikan oleh CAT, komitmen iklim Indonesia saat ini belum dapat menekan laju kenaikan suhu secara signifikan. Terus naiknya suhu berarti terus munculnya anomali cuaca, hingga mendatangkan berbagai bencana yang dapat menelan nyawa, seperti yang kian menimpa sejumlah wilayah Indonesia pada tahun ini.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) Indonesia, sepanjang di tahun 2021, hingga September lalu tercatat sebanyak 1.891 total bencana. 788 bencana banjir, 485 puting beliung, 387 tanah longsor, 208 karhutla, 53 bencana lain.

Akibat dari bencana tersebut, sebanyak 6 juta lebih nyawa menderita dan mengungsi bahkan sekitar 500-an meninggal dunia.

Saatnya bersuara untuk bersama-sama menuntut pemerintah mewujudkan komitmen iklim Indonesia yang serius dan memadai demi masa depan.

Sampaikan pesan iklimmu bagi presiden melalui kartu pos di sini : bit.ly/kartuposuntukjokowi

Penulis : Dedi Damanik
Editor : Dedi Damanik

Mungkin Anda Menyukai